3 (Tiga) - Persahabatan, Mimpi, dan Cinta (?)


Blurb

"Selama seseorang masih memiliki sesuatu untuk diperjuangkan, dia tidak akan bunuh diri. Kecuali jika memang bunuh diri adalah satu-satunya cara mempertahankan apa yang dia perjuangkan."

Kalimat Hashimoto Chihiro membekas di kepala Nakamura Chidori, bahkan setelah Hashimoto bunuh diri. Apa sebenarnya yang mengubah pandangan hidup Hashimoto sampai dia mengakhiri hidupnya? Mungkinkah karena Nakamura tidak pernah menepati janjinya? Mungkinkah karena Nakamura menyimpan perasaannya kepada Sakamoto, yang seharusnya merupakan sahabat mereka?

Setelah tujuh tahun tidak bertemu, Nakamura harus kembali berhadapan dengan masa lalunya. Di antara memori akan persahabatan, janji yang diingkari, impian, dan cinta yang tak berbalas, tersembunyi alasan kepergian Hashimoto yang sebenarnya.

***


Judul buku: Tiga
Penulis: Alicia Lidwina
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2015
ISBN: 978-602-03-1677-2
Jumlah halaman: 320

***

Review Novel 3 (Tiga)


"Ketika kau jatuh cinta... kau bisa melarangnya, tapi kau tidak bisa menolaknya"

Satu kalimat dalam cover yang membuat saya tertarik, sekaligus ragu. Mengapa? Sampul novel ini cukup misterius bagi saya.. Dengan burung-burung yang membentuk angka 3, novel ini terasa agak mencekam. Tapi mungkin justru itu yang membuat saya memilih buku ini ketika saya scrolling koleksi buku-buku yang ada di iJak.

Se-misterius cover bukunya, kesan awal saya membaca novel bergenre metropop ini adalah seperti saya sedang membaca novel misteri. Beneran :p Well, tapi memang saya rasa ini bisa masuk kategori agak-agak misteri deh. 

Novel ini menggunakan tiga orang sebagai tokoh utama, yaitu Nakamura, Sakamoto, dan Hashimoto. Yes, dari namanya sudah kelihatan kan bahwa ketiganya adalah orang Jepang?
Selain tokohnya yang orang Jepang, latar dalam novel juga bertempat di Tokyo, Jepang.

Penulis mampu membangkitkan suasana Jepang dalam novel Tiga ini melalui pendeskripsian tempat dan budaya sebagai latar. Ditambah dengan menggunakan beberapa istilah asli bahasa Jepang (dan tetu saja bagai yang tidak bisa bahasa Jepang, ada footnote-nya) saya rasa cukup menguatkan aroma Jepang dalam novel ini. Entah bagaimana saya merasa membaca novel terjemahan Jepang :D

Tentang persahabatan...

tentang mimpi...

tentang meninggalkan...

dan tentang cinta.

Membaca novel ini, kita diajak untuk masuk ke dalam kehidupan salah satu tokoh, yaitu Nakamura. Dengan menggunakan P.O.V dari Nakamura, tentu saja kita hanya bisa menyimpulkan jalan cerita dan misteri dalam novel hanya dari sudut pandang Nakamura. 

Dia bukan tokoh yang mencengangkan, tidak digambarkan sebagai tokoh yang populer, maupun cantik. Namun, hanya sebagai orang yang biasa-biasa saja di antara kedua temannya, Sakamoto dan Hashimoto. Di sinilah uniknya, kita melihat orang lain dari sudut pandang orang yang tidak yakin, tidak percaya diri dalam menilai dirinya.

Pokoknya gemes banget mengikuti pemikiran Nakamura ini.. bacalah sendiri, maka kau akan tahu.

Dari sudut pandang Nakamura, kita akan diajak untuk kembali mengenang masa lalunya yang sangat berkaitan dengan apa yang terjadi di masa kini. Alur maju mundur pun dipakai oleh penulis untuk membawa kita mengikuti Nakamura. Jadi, cukup penting untuk memperhatikan keterangan waktu di awal bab.

Novel ini cukup berat sebetulnya. Maksud saya, novel yang mengajak pembacanya untuk memikirkan makna hidup menurut saya selalu ... yaa.. bisa dikatakan berat lah. 
Dan membutuhkan otak untuk bekerja merangkai dan memahami cerita serta makna... :D
"Apa kau tahu, Nakamura? Orang dewasa yang tidak memiliki impian itu sama saja dengan anak kecil." - hal 161
Sudah saya bilang, novel ini misterius...

dan berat...

menyampaikan makna yang dalam...
"Di dunia ini, menyukai sesuatu bukan berarti kau berbakat melakukannya." - hal 131
Sungguh, membaca novel Tiga membuat saya mengingat masa-masa yang pernah saya lewati selama ini, pilihan-pilihan hidup, juga memikirkan makna persahabatan saya dan teman-teman.
"Kau sudah tahu bagaimana menyelesaikan desain ini, Nakamura. Kau hanya memilih untuk tidak melakukannya." - hal 134
Rasanya banyak sekali yang bisa saya petik pelajaran dari novel ini, yaitu bahwa kita harus mensyukuri apa yang ada dalam hidup kita saat ini. Jangan sampai kita mengambil keputusan yang akan kita sesali nantinya, apalagi dengan cara meninggalkan orang yang kita sayang.
"Jangan menanggalkan hal-hal yang baik, Nakamura. Jangan sekalipun melakukannya. Kalau kau melakukannya, bukan saja kau kau akan kehilangan hal-hal tersebut, tapi lebih buruk lagi, mereka akan menjadi kenangan." - hal 136
Entahlah..

Saya suka..

Itu saja..

★★★★

Worth to read, even re-read, also worth to have

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar